Mungkinkah Man United Degradasi di Akhir Musim?

Mungkinkah Man United Degradasi di Akhir Musim?
Manchester United mungkinkah terdegradasi di akhir musim nanti? (Scott Heppell / Reuters)

Jakarta - Manchester United sedang mengalami fase terburuknya di Liga Inggris sejak ditinggal Sir Alex Ferguson. Mungkinkah mereka terdegradasi di akhir musim?

Laju MU di awal musim ini memang jauh dari harapan. Marcus Rashford dkk kini berada di posisi ke-12 klasemen Liga Inggris dengan raihan 9 poin, hasil dua kali menang, 3 kali seri, dan menelan tiga kekalahan. Ironisnya, sebagai klub 'papan atas' Inggris, saat ini mereka lebih dekat dengan zona degradasi.

Dengan perolehan 9 poin, MU hanya terpaut 2 poin dari Everton yang kini berada di posisi ke-18 atau zona merah. Sedangkan dengan Leicester City yang ada di peringkat keempat atau zona Liga Champions, mereka terpaut lima poin.

Jika tren negatif ini terus berlanjut, bukan tak mungkin The Red Devils akan mengalami kemungkinan terburuk, yakni terdegradasi. Sepanjang sejarah, MU memang sudah pernah turun kasta.

Masa kelam itu terjadi pada musim 1973/7194, sewaktu masih ditangani Thomas Docherty. Seperti halnya di musim ini, MU saat itu mengawali musim dengan hasil buruk, dengan hanya meraih 3 kemenangan dalam 10 laga.

Meski terdegradasi, manajemen MU kala itu tetap mempertahankan Docherty, yang berhasil membawa MU kembali promosi di musim berikutnya. Tapi hal serupa tampak mustahil dilakukan direksi MU saat ini pada manajer mereka, Ole Gunnar Solskjaer. Apa kata dunia jika MU sampai turun kasta?

Labilnya penampilan MU saat ini membuat mereka diragukan untuk bisa merangkak ke papan atas. Terlebih banyaknya persoalan yang dihadapi, mulai dari krisis cedera, minim stok penyerang, hingga sulit mencetak lebih dari satu gol di tiap laga.

Meski terlalu dini, kemungkinan degradasi itu nyata. Ole pun diprediksi akan dipecat jika MU terus gagal meraih kemenangan.

Tagar #OleOut sudah ramai di media sosial selepas MU takluk 0-1 dari Newcastle, Minggu (6/10). Sejumlah nama secara liar sudah dimunculkan media-media Inggris untuk menggantikannya, mulai dari Max Allegri hingga Arsene Wenger.

Tak sepeti Docherty, Ole harus berbenah dengan waktu yang tak banyak. Jeda internasional kali ini harus dipakainya untuk menambal lubang-lubang yang ada dalam permainan MU agar kembali tampil efektif dan meraih kemenangan. Apalagi MU akan berjumpa dengan pemuncak klasemen, Liverpool, tepat seusai jeda internasional, Minggu (20/10).

Bila berhasil meraih kemenangan dan terus mendapat hasil baik sampai akhir tahun, Ole bisa menggunakan bursa transfer Januari untuk kembali membangun tim. Jika hasil negatif terus menyelimuti MU, bisa saja ia harus menikmati Natal sebagai seorang pengangguran.

Related Posts

Leave a Comment